PERTEMUAN 1
Indra Tjahyadi, S.S., M.Hum.
¨
Pengertian
Bahasa dan FungsinyaPengertian
a)
Teknis:
Bahasa adalah seperangkat ujaran yang bermakna, yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia
b)
Praktis:
bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa sistem
lambang bunyi yang bermakna yang dihasilkan alat ucap manusia
c)
Filosofis:
Sistem tanda arbriter yang dipakai oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengembangkan budayanya
Arbitrer:
kebebasan yang dimiliki oleh masyarakat untuk menentukan dan membuat
sistem bahasanya sendiri tergantung pada konvensi
Bahasa harus mengandung keteraturan dalam sebuah
sistem yang memungkinkan setiap anggota masyarakat dapat memperlajari,
menggunakan dan memahaminya
Fungsi bahasa
Fungsi bahasa
1.
Bahasa sebagai alat
komunikasi
2.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri
3.
Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
4.
Bahasa sebagai alat kontrol sosial
5.
Bahasa sebagai alat identifikasi
6.
Bahasa sebagai alat berpikir
PERTEMUAN 2
Pengertian Bahasa Indonesia
Menurut
Rahayu (2007: 8):
◦ “…
Bahasa Indonesia tak lain adalah bahasa Melayu yang telah menyatu dengan bahasa
daerah dan bahasa asing yang berkembang di Indonesia.”
Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia merupakan salah satu dialek bahasa Melayu. Sudah berabad-abad lamanya
bahasa Melayu digunakan sebagai alat perhubungan atau lingua franca
bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga di hampir seluruh Asia
Tenggara (Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ, 2007: 2).
Bukti
penggunaan bahasa Melayu di Indonesia sebelum kemerdekaan:
Prasasti
Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683.
Prasasti
Talang Tuo di Palembang, tahun 684.
Prasasti
Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686.
Prasasti
Gandasuli di Jawa Tengah, tahun 832.
Prasasti
Bogor di Bogor, tahun 942.
Ada
empat faktor penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia:
Bahasa
Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan,
dan bahasa perdagangan.
Sistem
bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal
tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo) atau
perbedaan bahasa kasar dan halus, se[erti dala, bahasa Sunda (kasar, lemes).
Suku
Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Bahasa
Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti
yang luas.
Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Nasional
◦ Kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional didasarkan pada Sumpah Pemuda tanggal
28 Oktober 1928, terutama butir ketiga. Butir ketiga dalam ikrar Sumpah Pemuda
itu selengkapnya berbunyi: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia” .
Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Negara
◦ Bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara didasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945, Bab
XV, Pasal 36 yang berbunyi: “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia” .
Ragam Bahasa Indonesia
Menurut
Mustakim (1994: 18) ragam bahasa adalah variasi pemakaian bahasa yang timbul
sebagai akibat adanya sarana, situasi, dan bidang pemakaian bahasa yang
berbeda-beda.
Ragam
bahasa Indonesia dilihat dari sarana pemakaiannya (Mustakim, 1994: 18):
Ragam
lisan
Ragam
tulis
Ragam
bahasa Indonesia didasarkan pada tingkat keresmian situasi pemakaiannya:
Ragam
resmi (ragam formal):
Ragam
bahasa Indonesia yang digunakan dalam situasi yang resmi.
Ragam
bahasa Indonesia resmi ditandai dengan pemakaian unsur-unsur kebahasaan yang memperlihatkan
tingkat kebakuan yang tinggi.
Ragam
tidak resmi (ragam informal):
Ragam
bahasa Indonesia yang digunakan dalam situasi tidak resmi.
Ragam
bahasa Indonesia tidak resmi ditandai dengan pemakaian unsur-unsur kebahasaan
Indonesia yang memperlihatkan tingkat kebakuan yang rendah.
Ragam
bahasa Indonesia ditinjau dari norma pemakaiannya:
Ragam
baku:
Ragam
bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, baik
kaidah ejaan maupun kaidah tata bahasa.
Ragam
tidak baku:
Ragam
bahasa Indonesia yang penggunaannya menyimpang dari kaidah yang berlaku.
Ragam
bahasa Indonesia ditinjau dari sarana pengungkapannya:
Ragam
lisan baku dan ragam lisan tidak baku.
Ragam
tulis baku dan ragam tulis tidak baku.
Catatan: ragam baku, baik tulis maupun lisan, digunakan dalam situasi resmi, sedangkan
ragam tidak baku, baik tulis maupun lisan, digunakan dalam situasi tidak resmi.
Ragam
bahasa Indonesia ditinjau dari bidang pemakaiannya, antara lain:
◦ Bahasa
Indonesia sastra.
◦ Bahasa
Indonesia teknologi.
◦ Bahasa
Indonesia hukum.
◦ Bahasa
Indonesia ekonomi.
◦ dsb.
Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional:
◦ Sebagai
lambang kebanggaan nasional.
◦ Sebagai
lambang jati diri atau identitas nasional.
◦ Sebagai
alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial, budaya,
dan bahasanya.
◦ Sebagai
alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
Fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara:
◦ Sebagai
bahasa resmi negara.
◦ Sebagai
bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
◦ Sebagai
bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional, baik untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintahan.
◦ Sebagai
bahasa resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern.
PERTEMUAN 3
Metode berpikir ilmiah dan Ilmu
Pengetahuan
Definisi
ü
Metode: sekumpulan cara atau langkah-langkah
untuk melakukan sesuatu
ü
Berpikir: aktivitas yang menggunakan akal
sehat
ü
Ilmiah: analitis, berdasarkan argumentasi yang
teruji dan dapat dipertanggungjawabkan; bersifat keilmuan
Definisi Ilmu
ü
Ilmu
adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan darimana
dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah umum
ü
Ilmu
ialah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta
menyeluruh dan sistematik
Apa perbedaan antara ilmu
dengan pengetahuan?
ü
Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang kita ketahui. Pengetahuan, karena itu, sangatlah banyak & beragam mulai
dr pengetahuan ttg keyakinan, kesenian, sampai dgn pengetahuan yg disebut
dengan ilmu.
ü
Ilmu
adalah bagian dari pengetahuan yg mempunyai ciri khusus. Ilmu di antaranya
diperoleh melalui penelitian yg dilakukan melalui metode spesifik (metode
berpikir) keilmuan.
Bagaimana Proses Berpikir?
ü
Timbul
rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat,
ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba
ü
Kemudian
rasa sulit itu diberi definisi dalam bentuk permasalahan
ü
Timbul
suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi, atau
teori
ü
Ide-ide
pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan
mengumpulkan bukti-bukti (data)
ü
Menguatkan
pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui
keterangan-keterangan maupun percobaan-percobaan
Dua Kriteria Penting
Berpikir Secara Nalar
ü
Ada
unsur logis: Tiap bentuk berpikir mempunyai logikanya tersendiri. Dengan
perkataan lain, berpikir secara nalar tidak lain berpikir secara logis
ü
Ada
unsur analitis: Dengan logika, kegiatan berpikir mempunyai sifat
analitis yang mana sifat ini merupakan konsekuensi dari adanya pola pikir
tertentu. Berpikir secara ilmiah berarti melakukan kegiatan analitis dalam
menggunakan logika secara ilmiah. Dengan demikian berpikir tidak dapat
dilepaskan dari daya imajinatif seseorang dalam merangkaikan rambu-rambu
pikirannya ke dalam suatu pola tertentu
Rasio dan Fakta Dalam
Berpikir
ü
Rasio
dan fakta merupakan sumber utama dari nalar atau sumber berpikir
ü
Mereka
yang berpendapat bahwa rasiolah yang merupakan sumber utama dari kebenaran
dalam berpikir digolongkan dalam mazhab rasionalisme
ü
Sebaliknya,
mereka yang berpendapat sumber utama kebenaran dalam berpikir adalah fakta yang
dapat ditangkap melalui pengalaman manusia disebut mazhab empirisme
ü
Pada
hakikatnya berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara
deduktif dan induktif yang berkaitan erat dengan rasionalisme dan empirisme
Syarat Kebenaran Ilmiah
ü
Adanya
koherensi: Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut
koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Misalnya, pernyataan Budi akan mati dapat dipercaya karena pernyataan tersebut
koheren dengan pernyataan semua makhluk hidup akan mati, manusia adalah makhluk
hidup, dan Budi adalah manusia.
ü
Adanya
korespondensi: Suatu pernyataan dianggap benar, jika materi pengetahuan
yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan dengan objek yang dituju
oleh pernyataan tersebut. Misalnya, pernyataan bahwa ibu kota provinsi Jawa
Timur adalah Surabaya adalah benar karena pernyataan tersebut
berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut
ü
Bersifat
pragmatis: Suatu pernyataan dianggap benar karena pernyataan tersebut mempunyai
sifat fungsional (kegunaan) dalam
kehidupan pragmatis. Misalnya, secara pragmatis orang percaya kepada agama
karena agama bersifat fungsional dalam memberikan pegangan dan aturan hidup
pada manusia.
Kebenaran Nonilmiah
ü
Penemuan
dengan cara akal sehat. Contoh di abad ke-19 dengan common sense orang percaya
bahwa hukuman untuk anak didik merupakan alat utama dalam pendidikan.
ü
Penemuan
kebenaran secara wahyu (merupakan kebenaran yang asasi).
ü
Penemuan
kebenaran secara intuitif: diperoleh melalui proses luar sadar tanpa
menggunakan penalaran dan proses berpikir ataupun melalui suatu renungan.
ü
Penemuan
kebenaran melalui trial and error: melakukan sesuatu secara aktif dengan
mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan
materi.
ü
Penemuan
kebenaran melalui spekulasi: jika dalam penemuan trial and error seseorang
tidak memiliki panduan sama sekali maka dalam penemuan secara spekulasi,
seseorang dibimbing oleh suatu pertimbangan walaupun pertimbangan tersebut
penuh risiko
ü
Penemuan
kebenaran karena wibawa: Kewibawaan seorang pemimpin politik dapat menghasilkan
kebenaran yang diterima masyarakat
Logical Fallacy
ü
Salah nalar adalah kekeliruan dalam proses
berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan
ü
Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor
emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan
ü
Contoh:
Di perguruan tinggi, bahasa Inggris merupakan matakuliah terpenting.
Tanpa menguasai bahasa Inggris tidak mungkin seorang mahasiswa dapat menguasai
matakuliahnya dengan baik.
Logical Fallacy: Generalisasi yang terlalu luas
ü
Salah nalar ini terjadi karena kurangnya data
yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas mengumpulkan
dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan
data yang terbatas
ü
Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa
muncul:
1. Generalisasi sepintas
Kesalahan ini
terjadi ketika seseorang membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi
yang sangat sedikit. Misalnya “Semua anak yang jenius akan sukses dalam
belajar”
2. Generalisasi apriori
Salah nalar ini
terjadi ketika seseorang melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang
belum diuji kebenaran atau kesalahannya.
Kesalahan corak
penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka
Contoh, semua
pejabat korup, para remaja sekarang rusak moralnya, zaman sekarang tidak ada
orang yang berbuat tanpa pamrih
Logical Fallacy: Kesalahan Analogi
ü
Kerancuan analogi disebabkan penggunaan analogi
yang tidak tepat
ü
Dua hal yang dibandingkan tidak memiliki
kesamaan esensial (pokok)
•
Misalnya:
“Negara adalah
kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus
meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar atau pengambilan keputusan,
maka kapal itu tidak akan kunjung sampai. Oleh karena itu, demokrasi dalam
pemerintahan tidak diperlukan karena menghambat kinerja pemerintahan”
Logical Fallacy: Kekeliruan Kausalitas
ü
Salah nalar ini terjadi karena seseorang keliru
menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari
suatu kejadian
ü
Salah satu bentuk kesalahan kausalitas ini
terjadi karena keliru menentukan sebab, yang dalam bahasa latin disebut post
hoc ergo propter hoc “sesudah itu, karena itu menyebabkan ini
ü
Kekeliruan penalaran ini terjadi karena seseorang
beranggapan bahwa peristiwa yang terjadi lebih dahulu merupakan sebab sedangkan
peristiwa sesudahnya merupakan akibat
ü
Contoh:
1. Saya tidak dapat berenang karena tak
ada satu pun keluarga saya yang
dapat berenang.
2. Karena menyakiti orang tuanya,
matinya pun tertabrak mobil.
3. Saya tidak dapat mengerjakan soal
dengan baik karena sebelumnya
sarapan dulu.
Logical Fallacy: Kesalahan Relevansi
Kesalahan relevansi terjadi apabila bukti, peristiwa, atau alasan yang
diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah simpulan
tiga kemungkinan kesalahan
ü
Pengabaian
persoalan (ignoring the question).
ü
Penyembunyian persoalan
ü
Kurang memahami persoalan
Pengabaian persoalan
(ignoring the question)
Terjadinya salah nalar ini disebabkan oleh pengalihan suatu isu atau
permasalahan dan menggantinya
dengan isu atau permasalahan lain yang tidak berkaitan
ü
Pengabaian persoalan yang disebabkan
ketidakmampuan seseorang untuk menemukan atau menghubungkan berbagai bukti atau
alasan yang mendasari pendapat atau simpulannya. Contoh: korupsi di Indonesia
tidak dapat diberantas karena pemerintah tidak memiliki undang-undang yang
khusus tentang hal itu
ü
Pengabaian
persoalan yang disebabkan oleh pemindahan alasan atau bukti terhadap
manusianya. Saya memilih X karena dia orangnya ramah, dan murah hati. Kalau
bertemu dengan saya dia menyapa lebih dahulu. Dia baik dengan saya. Saya
menyukainya. Karena itulah saya memilih dia.
ü
Argumentum
ad hominem, pembuktian dengan menyerang manusianya. Penerapan argumen ini dapat menggambarkan suatu
tindak pelecehan terhadap pribadi individu yang menyatakan sebuah argumen.
Contoh: Agus tidak bisa belajar karena matanya sakit. Apakah tingkat kesuksesan
prestasi siswa ditentukan oleh tingkat kesehatan mata siswa.
ü
Argumen
ad populum, pembuktian yang bersandar pada orang banyak, menggugah emosi massa, tidak diperlukan
pembuktian secara logis. Contoh:
Kalau cinta tanah air, belilah produk dalam negri. Hitler menyulut emosi rakyat
Jerman yang sedang krisis ekonomi dengan menyalahkan kaum Yahudi di sana
sebagai penyebab krisis ekonomi.
ü
Alasan yang tidak langsung berkaitan: mengapa
saya tidak boleh terlambat, dosen yang lain juga sering terlambat.
Penyembunyian persoalan
ü
tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi
kecuali pemerintah menaikan gaji PNS kalau mungkin lebih tinggi dari gaji
pegawai swasta.
ü
Sinta adalah anak yang populer di kampusnya
karena itu, dosen bahasa
Indonesia memberinya nilai A.
ü
Saya
sering bolos karena banyak tanggungan
untuk menyekolahkan adik saya.
Kurang memahami persoalan
Contoh:
ü
Pertanyaan: Mengapa pembelajaran bahasa
Indonesia perlu dilakukan dengan komunikatif?
ü
Jawab: Dalam mengajar bahasa Indonesia dosen
adalah contoh yang akan dilihat dan diikuti oleh mahasiswanya. Oleh karena itu,
dosen dalam mengajar perlu memakai BI yang baik dan benar serta komunikatif
sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti mahasiswa
Metode Berpikir Ilmiah
Kemampuan menalar
ü
Untuk
menyampaikan ungkapan atau suatu tulisan ilmiah, seseorang perlu mempunyai
kemampuan menalar.
ü
Terdapat
beberapa prinsip penalaran berkaitan dengan penalaran ilmiah.
ü
Melalui
proses penalaran ilmiah akan dihasilkan asumsi, hipotesis, teori dan formulasi
untuk mencapai simpulan.
Prinsip penalaran
ü
Principium
indetitatis yang
menyatakan bahwa sesuatu itu hanya identik dengan diri sendiri
ü
Principium
contradictionis yang
menyatakan bahwa suatu gejala tidak mungkin sekaligus merupakan gejala itu
sendiri
ü
Principium
exclusi tertii yang
menyatakan bahwa tidak ada kemungkinan ketiga. Segala seuatu itu harus positif
dan negatif
ü
Principium
rationis suficientis
bahwa segala sesuatu itu selalu ada sebabnya, dikenal sebagai prinsip sebab
akibat
ü
Principium
individuationis merupakan
penegasan dari principium identitatis.
ü
Keperluan
unsur dasar untuk penalaran adalah data sebagai fakta.
ü
Seseorang
yang menalar akan perlu memiliki pengetahuan tentang data.
ü
Data
yang ada perlu dipilah menurut kriteria analisis tertentu.
Did you realize there's a 12 word phrase you can tell your crush... that will induce intense emotions of love and impulsive appeal for you deep within his heart?
BalasHapusBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, worship and guard you with all his heart...
===> 12 Words Will Trigger A Man's Love Instinct
This impulse is so built-in to a man's brain that it will drive him to work harder than ever before to make your relationship the best part of both of your lives.
Matter-of-fact, triggering this influential impulse is absolutely binding to achieving the best ever relationship with your man that the second you send your man one of the "Secret Signals"...
...You'll soon notice him open his soul and mind to you in such a way he never expressed before and he will identify you as the only woman in the world who has ever truly attracted him.